nulamongan.or.id, Lamongan- Perjalanan studi paling puncak telah berhasil ditorehkan oleh Hepi Ikmal pad hari Jumat (26/3).
Wakil ketua Lakpesdam NU Lamongan ini, telah berhasil mempertahankan penelitian akhirnya di hadapan tujuh penguji yang rata-rata adalah guru besar. Ia dalam kesempatan tersebut memaparkan success story dan dinamika Yayasan Lingkar Perdamaian dalam melakukan pembinaan terhadap mantan teroris.
Dalam disertasinya tersebut, Hepi memaparkan bahwa proses rehabilitasi ideologi yang dilakukan oleh YLP terhadap teroris sampai pertobatannya dilakukan dengan pendekatan yang multidisipliner. Pria yang juga aktif mengajar di Universitas Islam Lamongan ini berani berargumen bahwa dalam proses deradikalisasi, YLP tidak semata-mata menggunakan pendekatan pedagogy-rasional, namun juga pendekatan psikologi, ekonomi dan sosial.
“deradikalisi dalam penelitian saya ini, adalah salah satu bentuk artikulasi pendidikan Islam multikultural dengan segmentasi khusus, yaitu mantan teroris”. Ujarnya.
Ia melakukan penelitian ini karena menurutnya, dalam diskursus kajian pendidikan Islam multikultural, belum ada satu kajian yang serius yang meneliti para eks nara pidana teroris. Sehingga, hal tersebut melatarbelakanginya untuk meneliti satu tempat yang memang secara khusus konsisten melakukan kerja-kerja deradikalisasi, yaitu memutus mata rantai ideologi radikal.
Dalam kesempatan tersebut, Hepi Ikmal diuji oleh Prof. Dr. H. Maskuri, M. Si yang juga merangkap sebagai promotor disertasi, Prof. H. M.Mas’ud Said, M.M., Ph.D; Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Prof. Dr. H. Djunaidi Ghony, Dr. H. M. Hanief; Dr. H.M. Ilyas Thohari, M. Pd dan Dr.H. Dahlan Tamrin, M. Ag. Ujian ini diselenggarakan di ruang Pusat Studi Jawa Timur, Gedung Pascasarjana lantai 3 Universitas Islam Malang. (Red)