Nasib manusia memang menjadi rahasia Yang Maha Kuasa. Namun, dengan usaha yang sungguh-sungguh, seseorang bisa menggiring takdirnya menjadi lebih baik. Tak terkecuali kisah hidup yang dialami Abdul Muhid ini. Terlahir dari seorang anak petani desa di Lamongan, tepat pada hari Rabu (3/11), ia telah resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar (profesor) termuda di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Pria kelahiran Lamongan, 1975 ini, merupakan seorang anak madrasah tulen. Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD) diselesaikannya di MI Raudlatul Ulum Gempol Gedangan Kec. Sukodadi Lamongan, lulus tahun 1987. Sedangkan sekolah menengah pertamanya ditempuh di Madrasah Tsanawiyah “Sunan Ampel” Kebet Lamongan, lulus tahun 1990. Pada tahun 1993, ia menamatkan jenjang Madrasah Aliyah Matholi’ul Anwar Simo Sungelebak Kec. Karanggeneng Lamongan.
“Saya selama menempuh sekolah juga sambil nyantri di beberapa pondok pesantren” ungkapnya
Tercatat, ia pernah menempuh belajar di Pondok Pesantren Darussalam Gempol Gedangan Kec. Sukodadi Lamongan (1984- 1990), Pondok Pesantren Tanwirul Qulub Sungelebak Kec. Karanggeneng Lamongan (1990- 1993) dan pernah mencicipi mondok di Malang kisaran tahun 1994-1995 di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah “Nurul Huda” Mergosono Kota Malang.
Sekarang, mantan staff akademik ini secara resmi menjadi guru besar bidang psikologi pendidikan tepat di usianya yang ke-46 tahun. Capaian akademik tertinggi ini, menurutnya bukan hanya soal kualitas dirinya saja. Namun ada bulir-bulir doa dari orang tuanya dan guru-gurunya selama menjadi seorang santri.
“karena saya anak madrasah, lulusan pesantren, jadi saya percaya bahwa barakah itu ada” terangnya.
Pria yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Psikologi dan Kesehatan UIN Sunan Ampel Surabaya ini, merupakan seorang yang terbilang sangat produktif dalam melakukan kajian dan penelitian tentang psikologi. Ia menuturkan bahwa bidang ilmu ini sangat jarang sekali dilirik oleh banyak kalangan.
“rumpun keilmuan ini yang menjadi profesor di Indonesia masih bisa dihitung dengan jari” imbuhnya
Tercatat ratusan artikel jurnal baik nasional maupun internasional menunjukkan reputasi keilmuannya di bidang kajian psikologi pendidikan. Ia berharap setelah dikukuhkan menjadi profesor, masih tetap produktif dalam menulis. Sekaligus cita-citanya yaitu menyebarkan ilmunya di berbagai kalangan, termasuk masyarakat. Hal ini, ia tunjukkan dengan menjadi pimpinan pengelola jurnal yang khusus mempublikasikan hasil pengabdian masyarakat para akademisi di seluruh Indonesia.
“saya selalu berpesan, bahwa sebagai santri dan lulusan madrasah (kita, red) harus pede, kita bisa bersaing dengan orang lain” pungkasnya.