nulamongan.or.id, Lamongan- Kabar duka terdengar pada pagi hari, Kamis (29/07) dari seorang aktivis multi talenta dan berdedikasi, Andry Dewanto Ahmad. Ia dikabarkan mengembuskan nafas terakhir setelah sakit beberapa waktu. Sebelum kabar kewafatannya, timeline media sosial dan doa bersama para aktivis NU Jawa Timur diselenggarakan untuk kesembuhan mantan ketua Komisioner KPU Jawa Timur 2010-2014 ini.
Mas Andry, sapaan akrabnya, banyak dikenal oleh kader dan aktivis NU sebagai seorang yang mempunyai dedikasi tinggi dalam berkhidmat di organisasi, tak heran sampai akhir hayatnya ia tercatat sebagai salah satu wakil ketua PWNU Jawa Timur. Ia banyak terlibat di dalam momen kaderisasi dan gerakan sosial. Sosoknya yang rendah hati, bicaranya yang lembut dan tidak meledak-ledak menjadikanya sebagai figur yang banyak disenangi sesama aktivis NU, maka tak heran banyak yang merasa kehilangan atas kepergiannya.
Salah satu aktivis yang merasa sangat kehilangan adalah Imam Fadlli, aktivis NU Lamongan yang pernah diamanahi menjadi ketua IPNU Jawa Timur ini menorehkan kesannya yang mendalam selama berinteraksi dengan sabahat Andry semasa menjabat sebagai Ketua IPNU Jatim.
“Saat itu mas Andry menjadi ketua KPU Jatim, kebetulan kami diamanahi di PW IPNU Jawa Timur” ungkap Imam Fadlli kepada Media Centre NU Lamongan
Imam yang saat ini diamanahi sebagai anggota dewan di DPRD Lamongan ini menambahkan bahwa mas Andry adalah sosok senior yang ngemong pada kader-kadernya. Menurutnya, ia tak segan menyapa dan memberikan bantuan kepada para kader muda NU.
“dulu kami mendapatkan program sosialisasi pemilihan gubernur tahun 2013 bagi pemilih pemula dari KPU Jatim atas jasa Mas Andry. Walau dia sebagai ketua, tak segan-segan berkoordinasi langsung dengan kami untuk kelancaran acara” imbuh pria dua anak ini.
“Kita kehilangan aktivis NU muda yang potensial, cerdas, dan ngemong” pungkasnya
Kekaguman kepada sosok Andry Dewanto juga dirasakan oleh Hepi Ikmal, mantan Ketua PAC Ansor Sarirejo. Ia menceritakan pengalaman berinteraksi selama diperbantukan di KPU Jatim tahun 2013 dan pengalamannya dalam mengikuti event kaderisasi Ansor.
“Kok ya sempat jauh-jauh dari Malang ke Lamongan ngisi materi, padahal hanya pelatihan tingkat dasar” ucapnya heran dengan nada takjub.
Sahabat Hepi juga ingat pesan Mas Andry saat memberikan materi saat Raker PAC Tikung bahwa seorang kader tidak boleh melupakan berbagai kewajiban yang melekat dalam diri, termasuk kewajiban dalam keluarga.
“Sudah tidak waktunya kita grudak-gruduk, kita harus punya kehidupan profesional sendiri yang kita tekuni” ucapnya menirukan pesan Andry Dewanto kepada kader-kader Ansor Tikung. (red)