NU Lamongan. Sabtu (29/10) Santri Ibtidaiyah Unggulan Ma’arif (MIUMA) Tikung membuat kegiatan pameran perkelas dan lomba menghias kelas. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kreativitas siswa dan juga menjadikan ruangan kelas siswa agar terlihat indah dan membuat siswa nyaman belajar di kelas sebagai mana yang di sampaikan kepala sekolah MIUMA Devi Zakiyah Darojat “tujuan event untuk hari santri adalah meningkatkan semangat belajar dan kreatifitas guru dan siswa, dan juga agar kelas terlihat indah dan membuat siswa nyaman belajar”. “MIUMA adalah sekolah yang memiliki visi dan misi yang unggul, sehingga mengharuskan siswanya untuk turut serta aktif dalam berbagai event nasional, sebagaimana visi kami mencetak lulusan yang unggul berpijak pada Iman, Islam dan Ihsan”, imbuh beliau.
Menariknya dalam acara pameran adalah seluruh siswa siswi diharuskan mediskripsikan hasil karya unggulan mereka dengan berbahasa Inggris. Hal ini dilakukan karena MIUMA adalah sekolah Billingual yang berbasis Bahasa Inggris. Jadi semua siswa siswi diharuskan berbahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari. Baik dengan guru maupun dengan sesama teman dan juga penjual makanan di kantin sekolah. “dalam pameran, anak-anak menjelaskan karya mereka dengan berbahasa inggris, hal ini dilakukan karena sekolah kami adalah sekolah Billingual”.
Selain menekankan pada bahasa Internasional, MIUMA juga memiliki kelas khusus tahfidz dan membaca kitab kuning metode Manhaji.
Acara pada pagi hari ini Sabtu (29/10) diawali dengan sholat Dhuha dan membaca surat Al-Waqi’ah bersama, lalu dibuka oleh MC, dan dilanjutkan dengan penampilan group sholawat Al-Banjari MIUMA, setelah itu penilaian perkelas dilakukan oleh juri. Salah satu jurinya adalah Pengawas Madrasah Kecamatan Tikung (Nanik Trisnawati). Beliau berpesan agar dekorasi kelas lebih menggunakan hasil karya siswa.
Sebelum penilaian pameran kreasi siswa dilakukan, setiap kelas menampilkan penampilan perkelas di panggung kreasi, ada yang bernyanyi, membaca puisi berantai, tilawah, paduan suara hari santri, dan membaca Geguritan.
Pada tahun ini, Kementrian Agama mengusung tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan, hal tersebut bermakna santri selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia.
Seperti yang diketahui, sejarah peringatan Hari Santri Nasional tidak bisa dipisahkan dari Keppres Nomor 22 tahun 2015. Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Resolusi Jihad di Masjid Istiqlal Jakarta pada tahun 2015 silam. Setelah diterbitkatnya Keppres Nomor 22 tahun 2015, Kemenag setiap tahun rutin memperingati Hari Santri dengan tema dan rangkaian kegiatan yang berbeda-beda.