
nulamongan.or.id,-Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari berbagai etnis dan agama. Kekayaan kuktural bangsa Indonesia sudah tidak bisa disangkal lagi. Dalam rangka menjaga perdamaian dan kerukunan antar umat beragama inilah, maka Kantor Kementerian Agama Lamongan bekerjasama dengan Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama Lamongan menyelenggarakan acara dialog lintas agama dan ikrar perdamaian.
Acara yang dilaksanakan pada hari Selasa (27/8) ini berlangsung di gedung Aula MAN Lamongan. Tak kurang dari 100 peserta dari berbagai agama dan perwakilan ormas turut hadir sebagai peserta aktif. Dalam kesempatan, dihadiri oleh Kartika (Wakil Bupati Lamongan), Drs. Sholeh., M. Si (Kepala Kantor Kemenag Lamongan), Winarto Eka Wahyudi (Ketua Lakpesdam NU Lamongan), para Kasi di lingkungan Kemenag Lamongan, NU, Muhammdiyah, umat kristiani, hindu, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Polres Lamongan.
Acara dialog lintas agama, diawali dengan pengucapan bersama ikrar damai umat beragama yang memuat poin-poin penting, antara lain: menjaga persatuan, kerukunan, berkonstribusi dalam pembangunan, menjaga keamaan dan penyataan kesetiaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selaku Ketua Lakpesdam Lamongan, Winarto Eka Wahyudi menayatakan bahwa pihaknya akan terus menyuarakan nilai-nilai toleransi dan perdamaian di Kabupaten Lamongan. “Ini adalah bagian dari ikhtiar kami dalam mengemban amanah kemerdekaan dari para pendiri bangsa” terangnya.
Dalam sambutannya, Drs. Sholeh menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang mengayomi smua agama. Ia menambahkan, karena begitu besarnya penduduk dengan agamanya yang berbeda, maka potensi konflik pasti ada.
“Maka, saling menghormati dan menghargai adalah kunci memutus tali konflik” imbuhnya dalam sambutan
Sementara itu, KH mas Nur arif, ketua FKUB mengatakan bahwa dalam sejarah, sejak zaman nabi sudah ada forum dialog. Bahkan ditindaklanjuti menjadi kerjasama yang lebih konkrit.
“Islam sudah lama bekerjasama dibidang ekonomi, budaya dan politik” terangnya.
Pada sesi akhir, Stefanus perwakilan Katolik, menyatakan bahwa sebagai umat beragama perlu mengedepankan saling melindungi dan merasakan satu sama lain. Pandangannya ini kemudian diperkuat oleh tokoh Hindu, Adi Wiyono bahwa sebagai tokoh agama kita perlu mengedepankan kerukukanan yang ditanamkan pada masing-masing umat.
“Jangan ada yang nggarai (memancing konflik, red), dan jangan terpancing jika ada yang menyulut konflik” pungkasnya. (Red)