Monday, 16 September, 2024

Lahir di Bulan yang sama, Ini Perjalanan sejarah Ansor dan Fatayat


nulamongan.or.id, Lamongan- Ada dua Badan otonom Nahdlatul Ulama yang berbasis  pemuda dan pemudi dengan bulan kelahiran yang sama walau terpaut tahun yang berbeda, GP Ansor merangkum kelompok pemuda untuk banom NU, sedangkan kelompok pemudi diakomodir oleh organisasi Fatayat. Kedua banom ini, lahir di bulan yang sama, yaitu April dengan tanggal yang juga sama yakni diangka 24. Apabila GP Ansor dilahirkan pada tahun 1934 yang artinya sebelum Indonesia merdeka, Maka, Fatayat terlahir ditahun pasca lima tahun Indonesia merdeka, yaitu tahun  1950. Itu artinya, ada jarak  16 tahun bagi kedua organisasi ini dilahirkan dalam rahim Nahdlatul Ulama.

Untuk diketahui, bahwa GP Ansor merupakan badan otonom pertama di NU, sementara Fatayat menempati urutan ketiga, di antara keduanya lahir Muslimat NU, sebuah banom untuk kalangan ibu-ibu. Tentu saja, sebagai badan otonom, organisasi-organisasi tersebut memiliki AD/ART sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain walaupun sama-sama banom NU. Akan tapi tetap tidak bertentangan dengan visi dan misi induknya.

Konon, organisasi Syubbanul Wathan (pemuda tanah air) yang diintrodusir oleh KH Wahab Hasbullah  tahun 1924 menjadi embrio organisasi GP Ansor, yang merupakan lanjutan kaderisasi sebelumnya, yakni Nahdlatul Wahtan tahun 1916.  Para pemuda di Syubbanul Wathan di kemudian hari, setelah NU berdiri menginginkan adanya sebuah organisasi yang menjadi sayap NU. Para pelopor di antaranya adalah Thohir Bakri dan Abdullah Ubaid. Yang disebut pertama adalah Ketua Umum pertama. Kemudian pada tahun 1934, disahkan sebuah organisasi bernama Ansor Nahdlatoel Oelama (ANO) yang kini disebut GP Ansor.

Nama Ansor ini merupakan saran KH Abdul Wahab Chasbullah, guru kaum muda kalangan pesantren saat itu. Nama itu diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah, sahabat golongan anshar (penolong).  Dengan demikian nama tersebut dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat penolong tersebut.

Gerakan ANO harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagai penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam Ahlussunah wal Jamaah.   Pada awalnya, ANO tidak secara formal organisatoris belum bagian dari struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU bersifat hubungan pribadi antartokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam. Saat ini Gerakan Pemuda Ansor dipimpin H Yaqut Cholil Qoumas.

Sementara Fatayat dipelopori tiga serangkai Murthasiyah, Khuzaimah Mansur, dan Aminah. Para Ketua Umum PP Fatayat NU dari masa ke masa adalah: Murtasiyah, Chuzaiman Mansur, dan Aminah Mansur (1950-1952), Nihayah Bakri (1952-1956), Hj. Aisyah Dahlan (1956-1959), Nihayah Maksum (1959-1962), Hj. Malichah Agus Salim (1962-1979), Hj. Mahfudhoh Aly Ubaid (1979-1989), Hj. Sri Mulyati Asrori (1989-2000), hj. Maria ulfah anshor (2000-2010), Hj. Ida Fauziyah (2010-2015), Anggia Ermarini (2015-sekarang). (redaksi)

0 comments on “Lahir di Bulan yang sama, Ini Perjalanan sejarah Ansor dan Fatayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *