nulamongan.or.id, Lamongan- Muktamar Ke 34 NU yang di selenggarakan di Lampung, kali ini majelis tahkim di isi oleh 11 kiai-kiai sepuh NU (16/21).
Kegiatan muktamar ini dilaksanakan dengan kurun waktu tiga hari dengan dimulai pada tanggal 23 sampai 25 Desember. KH. Ma’ruf Amin ditunjuk sebagai ketua majelis tahkim dan 10 kiai lainya ditunjuk sebagai anggota majelis tahkim dalam muktamar ke 34 kali ini.
Sepuluh kiai-kiai NU yang tercatat namanya sebagai anggota majelis tahkim kali ini diantaranya yakni KH Ahmad Mustofa Bisri (Mustasyar PBNU), KH Anwar Manshur (Mustasyar PBNU sekaligus Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur), TGH Turmudzi Badaruddin (Mustasyar PBNU sekaligus Rais Syuriyah PWNU Nusa Tenggara Barat), KH Dimyati Rois (Mustasyar PBNU), Habib Lutfi bin Yahya (Mustasyar PBNU), KH Nurul Huda Jazuli (Rais Syuriyah PBNU sekaligus Mustasyar PWNU Jatim), Abuya Muhtadi Dimyathi (Mustasyar PBNU), KH Zubair Muntashor (Mustasyar PWNU Jatim sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan), KH Ali Akbar Marbun (Rais Syuriyah PBNU), KH Khotibul Umam (Mustasyar PBNU).
Majlis tahkim ini merupakan majelis etik dari kiai-kiai sepuh NU untuk menjaga pelaksanaan muktamar NU agar tetap menjunjung tinggi aturan-aturan dan akhlakul karimah.
Keberadaan majelis tahkim ini sangat berpengaruh terhadap pelaksanaannya muktamar ini, karena kita ketahui bersama bahwa NU ini bukan organisasi biasa tetapi organisasi yang didirikan oleh para Ulama, karena itu NU menjadi organisasi tempat pembelajaran semua pihak, baik masyarakat umum atau internal NU sendiri.
Dikutip dari nu.or.id Prof. Moh. Nuh sebagai ketua panitian pengarah (SC) menginginkan adanya keharmonisan seluruh kepanitian dalam menjalankan tugas sebagai panitia muktamar ke-34 kali ini.
“Kita harus ciptakan suasana muktamar yang sejuk. Kita harapkan, kita bawa suasananya sejuk. Siapa yang akan jadi nanti, itu takdir. Tapi tugas kita adalah menyiapkan suasana sejuk,” Ujar Moh. Nuh dalam rapat persiapan Muktamar ke 34 NU, di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, beberapa waktu lalu.
Muktamar ini bisa dikatakan sukses tidak hanya dilihat dari segi selesainya kegiatan muktamar dan terpilihlah pemimpin yang baru, akan tetapi kesuksesan muktamar kali ini juga berisi tentang konten yang bisa maslaha untuk semua orang, baik dalam sebuah kajian forum pengambilan keputusan hukum (bahtsul masail) dan forum keputusan jangkah panjang (program kerja). (Fur)
