![](https://nulamongan.or.id/wp-content/uploads/2022/05/pos4-730x300.jpg)
nulamongan.or.id, Lamongan- Ada ada saja yang dilakukan oleh Gus Dzihan Zahriz Zaman, menjelang Haul Kiai Mastur Asnawi ke-41, ia mengungkap seluruh karya kiai Mastur Asnawi, ia merupakan Putra pertama dari Kiai Faqih selaku cucu Kiai Mastur Asnawi (12/22).
Seiring dengan berkembangnya zaman, karya-karya para ulama semakin tertindi dengan karya-karya terbaru para penulis di era modern ini, hal ini membuat Gus zehan untuk mengungkap karya-karya kitab para ulama’ diantaranya ialah karya karya dari Kiai Mastur Asnawi.
Kiai mastur Asnawi merupakan kiai yang sangat terkenal dengan konsep hidup sederhananya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, beliau merupakan salah satu pejuang pelawan penjajah, jika di lihat sejarah beliau satu era dengan KH. Abu Ali (Parengan Sekaran), KH. Hasbullah (Galang), KH. Ahmad Hamid (Babat).
Selain sebagai pahlawan, kiai Mastur Asnawi juga merupakan Ketua Rais Syuriah PCNU Lamongan pertama dan terlama, beliau menjabat selama 30 tahun dalam rentang waktu 1952-1982, pada saat itu kiai Mastur terpilih pada acara konferensi Cabang NU Lamongan pertama yang diselengarakan pada tahun 1952 di Sendangduwur, Paciran Lamongan di tempat Raden Maulani sebagai salah satu penggagas sekaligus tuan rumah konferensi.
jika kita tilik sejarah kiai Mastur Asnawi memiliki peran yang luar biasa dalam memimpin NU Lamongan pada masa itu, selain beliau memimpin santri, beliau juga memimpin jama’ah NU, serta membuat karya kitab berbentuk tulisan Arab Jawa (Pegon).
Gus Dzihan Zahriz Zaman yang akrap kita sapa dengan nama Gus Dzihan ia mengungkap karya-karya Kiai Mastur Asnawi di salah satu situs web resmi: Universantren.com, Isi kitab yang dipaparkan diantaranya ialah “bagaimana hukumnya orang islam memasuki sebuah perkumpulan yang didalam perkumpulan tersebut sama sekali tidak berdasar pada islam ? bolehkah atau tidak ? kalau tidak maka bagaimana sikap NU terhadap anggota muslim yang ada dalam perkumpulan tersebut ?”
Jawab: bahwa orang islam yang masuk perkumpulan partai (kelompok) yang tidak berdasar pada islam, maka ada tafshil (perincian hukum) di dalamnya, contoh: jika sekiranya merugikan islam, maka haram, jika sekiranya menguntungkan islam, maka baik, jika sekiranya tidak merugikan islam dan tidak menguntungkan, maka hukumnya jaiz (boleh).
Kiai mastur Asnawi menulis sebuah tulisan berbentuk tulisan arab jawa pegon tersebut berdasarkan realita yang saat itu sedang terjadi, beliau memberikan jawaban tersebut berlandaskan pada kitab Sulam Taufiq Fi Albab Ar Riddah dan dari Kitab Al Waraqaat Fii Ushuuli Al Fiqh. Serta masih banyak lagi karya-karya dari Kiai Mastur Asnawi yang diungkap oleh Gus Dzihan, secara lengkap bisa kalian baca di Situs Web resmi santri langgar panggung Universantren.com.
Adapun kegiatan Haul Kiai Mastur Asnawi diawali pada hari Jum’at 13 mei sampai 14, mei 2022 dengan beberapa kegiatan diantaranya; setelah sholat subuh dilaksanakan khotmil Qur’an, JMQH dan Dzurriyah di pesantren Al Masturiyah putri, setelah dhuhur Khotmil Qur’an Bin Nadhor serta tahlil Bersama, setelah sholat Jum’at pembacaan tahlil doa Bersama, setelah magrib membaca tahlil dan Shalawat Nabi Lirrijal di langgar Kranggan Lamongan.
Sementara itu Gus Zehan berpesan kepada seluruh jam’ah serta hadirin dan segenap santri yang menghadiri acara haul diharapkan mematuhi protocol Kesehatan dan menjaga jarak. (Red).